Logo

Kader Posyandu Subang Jaya Diberikan Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut

Berita | Dinas Kesehatan Kota Sukabumi | 25 Oct 2021 | Dilihat : 543


Departemen Konservasi Gigi FKG UI melaksanakan bakti sosial kesehatan di Kelurahan Subangjaya pada hari Minggu, 24 Oktober 2021. Bakti sosial yang digelar secara virtual ini diikuti oleh 50 kader Posyandu di Kelurahan Subangjaya. Hadir pada kesempatan tersebut, Camat Cikole, Fitria Kusnaningsih, Lurah Subangjaya, Ferry Munggaran, dan  dosen pengajar Departemen Konservasi Gigi FKG UI diantaranya Kepala Program Studi Spesialis Konservasi Gigi FKG UI, Prof. Dr. drg. Ratna Meidyawati, Sp. KG(K), Dr. drg. Anggraini Margono, Sp. KG(K) dan Dr. drg.Dini Asrianti, Sp. KG(K)

Pada bakti sosial ini para kader Posyandu mendapatkan edukasi mengenai masalah kesehatan gigi dan mulut dengan harapan akan menjadi pelopor bagi masyarakat akan arti penting menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dikarenakan masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih menjadi salah satu penyakit dengan prevalensi tinggi.

Sementara itu Kepala Departemen Konservasi Gigi FKG UI, Prof.Dr. drg.Endang Suprastiwi,Sp.KG (K), saat membuka jalannya kegiatan mengatakan tujuan dilaksanakannya bakti sosial ini, selain merupakan kegiatan tahunan FKG UI ,juga merupakan salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi Bidang Pendidikan, Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat. Departemen Konservasi Gigi FKG UI sebagai salah satu bagian dari pendidikan kedokteran gigi di Indonesia memiliki kewajiban untuk memberikan edukasi atau penyuluhan kepada masyarakat luas tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Sementara itu Ketua Pelaksana Harian, drg.Sammy Henry lay, mengatakan bahwa dalam bakti sosial, para kader Posyando juga mendapatkan paket edukasi berupa poster dan leaflet, serta bantuan paket sembako.  Dijelaskan pula bahwa melalui kegiatan ini diharapkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut meningkat, karena menurut data yang ada lebih dari 40 persen warga Kota Sukabumi memiliki masalah gigi berlubang dan hanya 17 persen yang melaksanakan perawatan ke dokter gigi.(ARF/RS)